Setelah kita menghuraikan Bismillah, membahas dan menilai-nilai, barulah kita terasa munasabah yang selepas itu kita kena pulak memuji-muji Tuhan. Yakni selepas bismillah, alhamdulillah...
- setelah kita terasa begitu banyaknya nikmat dan rahmat Tuhan,
- setelah kita sudah terasa kita tidak boleh hidup tanpa Tuhan,
- setelah kita terasa kita ini hamba yang patutnya merendahkan diri pada Nya, sebab pada Tuhan ada segala-segalanya, yang mana pada Dia lah keselamatan kita,
- setelah kita rasa patut yang kita perlu cinta dan takut denganNya.
Maka barulah kita terasa 'sedap' hendak menyebut alhamdulillah itu. Bila menyebut alhamdulillah , kita sudah terbayang begitu banyaknya rahmat dan nikmat Tuhan yang sangat melimpah ruah. Kalau tidak, bila kita menyebut alhamdulillah, kita tidak terasa apa-apa.
Kadang-kadang alhamdulillah menjadi wirid pula. Alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah... hanya sekadar tidak prejudis, berbaik sangka, merasakan ia perkataan yang baik yang patut disebut selalu tetapi kita tidak terasa apa-apa.
Kalau tidak terasa apa-apa, yang berlaku ialah, ia tidak membangunkan jiwa. Jiwa tidak hidup dan tidak terangsang. Lain sekali dengan orang yang memuji-muji dan dapat merasakan kehebatan Tuhan. Akal serta perasaannya terus dimandikan oleh rahmat dan nikmat Tuhan.
Sama ada yang mata boleh lihat, yang tangan boleh sentuh, yang boleh difikirkan dan yang ada dalam perasaan. Bila dia memuji Tuhan,
- dia sangat terasa,
- sangat terhibur,
- sangat bahagia,
- sangat terbangun perasaannya.
Bersambung.....
No comments:
Post a Comment